Aliefmedia, Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat gebrakan kontroversial dengan memecat lebih dari 300 staf Badan Keamanan Nuklir Nasional (NNSA). Keputusan ini diambil pada Kamis (13/2/2025) malam dan melibatkan berbagai tenaga kerja yang memiliki peran krusial dalam pengawasan serta pengelolaan senjata nuklir negara tersebut.
Gambar Istimewa: bbci.co.uk
Menurut laporan yang dikutip dari Antara, pemecatan ini berdampak pada staf yang bekerja di fasilitas utama, termasuk mereka yang bertugas menetapkan pedoman bagi kontraktor dalam pengembangan senjata nuklir. Keputusan ini langsung menuai reaksi keras dari berbagai pihak, terutama karena menyangkut keamanan nasional Amerika Serikat.
Bantahan dari Departemen Energi
Meski laporan awal menyebut lebih dari 300 staf terdampak, Departemen Energi AS membantah jumlah tersebut. Juru bicara Departemen Energi menyatakan bahwa jumlah yang diberhentikan jauh lebih sedikit, yakni kurang dari 50 orang. Selain itu, mereka menegaskan bahwa mayoritas yang terkena dampak adalah staf administratif dan klerikal, bukan tenaga ahli atau teknisi utama dalam pengelolaan senjata nuklir.
Namun, para analis menilai bahwa keputusan ini bisa berdampak besar terhadap stabilitas dan keamanan program nuklir AS, mengingat NNSA memiliki peran vital dalam memastikan bahwa senjata nuklir tetap dalam kondisi aman dan terkendali. Pemecatan ini juga dianggap sebagai bagian dari upaya pemerintahan Trump untuk melakukan perombakan besar-besaran dalam birokrasi federal, termasuk di Badan Arsip Nasional (NARA), yang juga dikabarkan mengalami restrukturisasi personel.
Kebijakan Tidak Populis Trump Menuai Kritik
Sejak kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat untuk periode kedua, Donald Trump telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang menuai kontroversi. Beberapa kebijakan tersebut dianggap tidak populis dan bahkan memicu kecaman dari berbagai kalangan, termasuk dari sektor industri.
Sebelumnya, Trump juga membuat keputusan yang berdampak buruk terhadap industri otomotif AS. CEO Ford Motor, Jim Farley, dalam konferensi investasi Wolfe Research, menyatakan bahwa kebijakan Trump telah menyebabkan kekacauan di sektor otomotif dan mendorong kenaikan biaya produksi. Hal ini semakin menambah daftar panjang kebijakan Trump yang dianggap merugikan sektor ekonomi dan industri strategis.
Implikasi Pemecatan Massal
Keputusan pemecatan di NNSA ini memunculkan banyak spekulasi terkait dampaknya terhadap stabilitas keamanan nasional AS. Para pakar memperingatkan bahwa perombakan besar-besaran di sektor yang sangat sensitif seperti pengelolaan senjata nuklir dapat mengancam kesiapan dan pengawasan terhadap teknologi nuklir Amerika.
Di sisi lain, pihak oposisi di Kongres AS juga mulai mempertanyakan motif di balik pemecatan ini. Banyak yang menduga bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi Trump untuk memperkuat loyalisnya di posisi-posisi kunci dalam pemerintahan.
Pemecatan ratusan staf NNSA oleh Donald Trump menjadi salah satu langkah yang menambah daftar panjang kebijakan kontroversialnya. Meski Departemen Energi membantah jumlah pemecatan yang dilaporkan, dampaknya terhadap keamanan nasional tetap menjadi perhatian utama. Keputusan ini juga semakin menguatkan persepsi bahwa Trump berusaha melakukan restrukturisasi besar-besaran dalam birokrasi pemerintahan, yang berpotensi menimbulkan dampak luas bagi kebijakan nuklir dan industri strategis lainnya di Amerika Serikat.