TikTok di Ambang Penutupan: Pejabat AS Berjuang Menyelamatkan Aplikasi Populer

Aliefmedia, Ancaman penutupan TikTok di Amerika Serikat pada 19 Januari 2025 menjadi sorotan utama dunia teknologi dan politik. Kondisi ini mendorong berbagai pihak, termasuk pejabat

Redaksi

Aliefmedia, Ancaman penutupan TikTok di Amerika Serikat pada 19 Januari 2025 menjadi sorotan utama dunia teknologi dan politik. Kondisi ini mendorong berbagai pihak, termasuk pejabat tinggi AS, untuk mengambil langkah cepat demi menyelamatkan aplikasi berbagi video yang digemari jutaan pengguna.

Gambar Istimewa : bbci.co.uk

Mike Waltz, mantan penasihat keamanan nasional era Presiden Trump, menegaskan komitmennya untuk mencegah penutupan TikTok. Dalam pernyataannya kepada media, Waltz menyebut bahwa langkah ini bertujuan memberi waktu bagi pemerintahan Trump untuk tetap memanfaatkan platform populer tersebut. “Kami akan mengambil langkah-langkah strategis agar TikTok tetap beroperasi,” ujar Waltz, seperti dilaporkan Reuters.

Tidak hanya dari kubu Republik, upaya serupa juga datang dari Senator Demokrat Chuck Schumer. Ia secara terbuka meminta Presiden Joe Biden memperpanjang tenggat waktu yang ditetapkan. Schumer menekankan bahwa perpanjangan ini sangat penting untuk mencari pembeli asal Amerika guna menghindari dampak buruk pada jutaan warga AS. “Waktu tambahan sangat dibutuhkan untuk menemukan pembeli domestik dan mencegah gangguan besar pada kehidupan serta pekerjaan jutaan orang,” tegas Schumer di gedung Senat.

Schumer bahkan mengungkapkan rencana fraksinya untuk mengusulkan rancangan undang-undang (RUU) yang memungkinkan perpanjangan hingga 270 hari. Dalam upaya ini, ia juga menyatakan kesiapannya bekerja sama dengan pemerintahan Trump dan lintas partai demi menjaga operasional TikTok, sembari tetap mengutamakan keamanan nasional.

Trump Pertimbangkan Langkah Eksekutif

Sementara itu, laporan lain menyebutkan bahwa Presiden Trump sedang mempertimbangkan penerbitan perintah eksekutif yang memungkinkan TikTok tetap beroperasi di tengah ancaman larangan hukum. Namun, langkah ini masih menjadi perdebatan karena adanya persyaratan divestasi hukum yang diatur oleh Kongres. Keputusan ini berpotensi menjadi jalan tengah bagi kelangsungan TikTok di Amerika Serikat.

Nasib Ribuan Karyawan di Titik Kritis

TikTok, yang dimiliki oleh perusahaan asal Tiongkok ByteDance, kini berada di persimpangan. Dengan lebih dari 7.000 karyawan di AS, aplikasi ini telah menjadi bagian penting dari ekonomi digital dan kehidupan sosial masyarakat. Perusahaan induk TikTok diketahui sebagian besar sahamnya dimiliki oleh investor institusional besar, seperti BlackRock dan General Atlantic, selain para pendiri dan karyawannya.

Namun, tanpa adanya keputusan yang menguntungkan, TikTok sudah bersiap untuk menghentikan operasionalnya di Amerika Serikat pada hari Minggu mendatang. Langkah ini akan menjadi pukulan berat bagi para pengguna setianya, yang jumlahnya mencapai jutaan, serta bagi para kreator konten yang mengandalkan platform tersebut untuk penghasilan.

Harapan di Detik-detik Terakhir

Di tengah tekanan ini, berbagai pihak berharap akan muncul solusi di menit-menit terakhir. Baik melalui perpanjangan waktu, pembelian oleh perusahaan Amerika, maupun keputusan eksekutif dari pemerintah, semuanya menjadi opsi yang dipertimbangkan untuk menghindari penutupan.

Ketidakpastian ini menyoroti kompleksitas hubungan antara regulasi, politik, dan teknologi di era modern. TikTok, yang awalnya hanya platform hiburan, kini menjadi simbol penting dalam diskusi global tentang keamanan data, kedaulatan digital, dan ekonomi kreatif.

Dengan waktu yang semakin menipis, dunia menantikan bagaimana Amerika Serikat akan menyelesaikan salah satu krisis teknologi paling mencolok dalam sejarahnya. Akankah TikTok bertahan, atau ini menjadi akhir dari kisahnya di AS? Semua mata kini tertuju pada langkah-langkah terakhir yang akan diambil oleh para pemangku kepentingan.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

Related Post

Ads - Before Footer