Rupiah Catatkan Kinerja Terbaik Sepekan, Lelang SRBI Diserbu Rp103 Triliun

Aliefmedia, Jakarta – Dalam sepekan terakhir, rupiah mencatatkan kinerja terbaiknya dalam empat bulan terakhir, dengan kenaikan signifikan sebesar 1,17%. Penguatan ini berhasil menghapus pelemahan yang

Redaksi

Aliefmedia, Jakarta – Dalam sepekan terakhir, rupiah mencatatkan kinerja terbaiknya dalam empat bulan terakhir, dengan kenaikan signifikan sebesar 1,17%. Penguatan ini berhasil menghapus pelemahan yang terjadi pada pekan sebelumnya setelah Bank Indonesia (BI) secara tak terduga memangkas suku bunga acuannya.

Gambar Istimewa : cdn0-production-images-kly.akamaized.net

Sentimen positif terus mendukung pergerakan rupiah, terutama dari pasar surat utang domestik. Langkah Pemerintah Indonesia untuk memangkas anggaran belanja hingga lebih dari Rp300 triliun demi menjaga defisit fiskal turut menjadi faktor pendorong utama. Kebijakan penghematan ini diambil guna menyeimbangkan prioritas belanja besar di tengah tantangan ekonomi global.

Selain itu, ekspektasi penurunan suku bunga BI ke depan semakin menguat. Hal ini terlihat dari bunga diskonto Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang kembali turun selama empat pekan berturut-turut. Dalam lelang terbaru, bunga diskonto untuk tenor 12 bulan mencapai 6,83%, yang menjadi daya tarik bagi investor untuk memburu imbal hasil tinggi di pasar sekunder Surat Berharga Negara (SBN).

Rekor Baru dalam Lelang SRBI

Antusiasme investor terhadap lelang SRBI mencatatkan rekor baru. Total incoming bids dalam lelang tersebut mencapai Rp103,14 triliun, melampaui angka Rp63 triliun pada lelang sebelumnya. Angka ini menjadi salah satu yang tertinggi dalam sejarah lelang SRBI, menunjukkan minat besar investor domestik dan internasional terhadap instrumen keuangan berbasis rupiah.

Di sisi lain, rupiah spot, berdasarkan data Bloomberg, ditutup pada level Rp16.173 per dolar AS. Penguatan ini didukung oleh kombinasi sentimen positif dari pasar global dan domestik. Faktor eksternal yang mendukung adalah pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang memberikan sinyal moderat terkait kebijakan tarif impor terhadap China. Dalam wawancara eksklusif dengan Fox News, Trump juga mengungkapkan perlunya penurunan suku bunga acuan oleh Federal Reserve (The Fed).

Dampak pada Indeks Dolar AS

Pernyataan Trump tersebut memberikan tekanan pada indeks dolar AS, yang terpantau turun ke level 107,31, posisi terendah sejak pertengahan Desember lalu. Secara mingguan, indeks dolar AS telah terpangkas sebesar 1,85%, menjadi penurunan terbesar sejak Juli 2023. Hal ini menciptakan ruang bagi mata uang Asia, termasuk rupiah, untuk menguat secara signifikan.

Yield Surat Utang Menghijau

Dari sisi domestik, pasar surat utang turut mencerminkan penguatan sentimen positif. Yield mayoritas surat utang Indonesia mengalami penurunan, terutama pada tenor pendek 2 tahun yang turun sebesar 5,4 basis poin ke level 6,753%. Yield tenor 10 tahun juga mengalami penurunan sebesar 2,8 basis poin ke level 7,031%, sementara tenor 30 tahun turun 2,7 basis poin menjadi 7,163%.

Penurunan ini juga didorong oleh kebijakan efisiensi belanja pemerintah yang diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025. Kebijakan ini mulai berlaku sejak 22 Januari 2025, dengan tujuan untuk memperkuat stabilitas ekonomi dan fiskal negara.

Prospek Penurunan BI Rate

Pasar turut mengantisipasi penurunan lebih lanjut pada suku bunga BI, yang tercermin dalam lelang SRBI pekan ini. Bank Indonesia kembali menurunkan bunga diskonto untuk tenor 12 bulan, memperkuat ekspektasi penurunan BI rate di masa mendatang. Dalam lelang terbaru, BI juga meningkatkan nilai penerbitan SRBI menjadi Rp25 triliun, naik dari Rp15 triliun pada lelang sebelumnya.

Langkah-langkah ini menegaskan komitmen pemerintah dan BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menarik lebih banyak investasi ke pasar domestik. Dengan dukungan sentimen positif ini, rupiah diperkirakan dapat mempertahankan tren penguatannya dalam waktu dekat.

Penguatan rupiah yang signifikan dalam sepekan terakhir mencerminkan optimisme pasar terhadap kebijakan pemerintah dan langkah strategis Bank Indonesia. Rekor baru dalam lelang SRBI dan penurunan yield surat utang menambah bukti bahwa pasar domestik terus menjadi destinasi menarik bagi para investor. Dengan stabilitas yang terus terjaga, prospek rupiah di masa mendatang tampak semakin cerah.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

Related Post

Ads - Before Footer