Aliefmedia.id, PT Pertamina (Persero) memberikan “hadiah” awal tahun baru 2025 dengan melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi. Langkah ini diambil sesuai dengan implementasi Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022, yang merupakan perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 mengenai formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran BBM umum.
Gambar Istimewa : promediateknologi.id
Kenaikan harga ini berlaku untuk beberapa jenis BBM nonsubsidi, seperti Pertamax, Pertamax Green, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Sementara itu, BBM subsidi seperti Biosolar tetap dijual dengan harga Rp 6.800 per liter, dan Pertalite masih ditawarkan dengan harga Rp 10.000 per liter.
Penyesuaian Harga BBM Non Subsidi
Menurut informasi yang dirilis oleh Pertamina pada Selasa (31/12/2024), berikut adalah rincian harga terbaru untuk BBM non subsidi di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya:
- Pertamax (RON 92): Rp 12.500 per liter, naik dari sebelumnya Rp 12.100 per liter.
- Pertamax Green 95 (RON 95): Rp 13.400 per liter, naik dari sebelumnya Rp 13.150 per liter.
- Pertamax Turbo (RON 98): Rp 13.700 per liter, naik dari sebelumnya Rp 13.550 per liter.
- Dexlite: Rp 13.600 per liter, naik dari sebelumnya Rp 13.400 per liter.
- Pertamina DEX: Rp 13.900 per liter, naik dari sebelumnya Rp 13.800 per liter.
Sementara itu, harga BBM subsidi tetap tidak mengalami perubahan, memberikan sedikit kelegaan bagi masyarakat yang bergantung pada jenis bahan bakar ini untuk kebutuhan sehari-hari.
Dasar Penyesuaian Harga
Langkah penyesuaian harga ini dilakukan dalam rangka menyesuaikan dengan formula harga dasar sebagaimana diatur dalam Kepmen ESDM. Penyesuaian harga BBM secara berkala ini bertujuan untuk menciptakan harga yang sesuai dengan dinamika pasar minyak dunia sekaligus mempertimbangkan aspek keberlanjutan bisnis perusahaan.
“Penyesuaian ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk terus mendukung kebijakan energi nasional sekaligus memastikan ketersediaan bahan bakar yang berkualitas bagi masyarakat,” demikian keterangan resmi Pertamina.
Pengaruh Kenaikan Harga BBM
Kenaikan harga BBM non subsidi tentu membawa dampak pada masyarakat, terutama yang menggunakan bahan bakar jenis ini untuk kendaraan pribadi dan operasional bisnis. Meski demikian, pemerintah dan Pertamina berharap bahwa kebijakan ini dapat diterima dengan baik, mengingat kenaikan harga juga didasarkan pada fluktuasi harga minyak mentah dunia.
Sebagai catatan, penyesuaian harga ini hanya berlaku untuk BBM non subsidi, sehingga masyarakat yang menggunakan BBM subsidi seperti Biosolar dan Pertalite tidak akan merasakan dampaknya.
Tips Hemat BBM di Tengah Kenaikan Harga
Menghadapi kenaikan harga BBM, masyarakat disarankan untuk mengadopsi gaya hidup hemat energi. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan:
- Rutin Servis Kendaraan: Kendaraan yang terawat akan lebih hemat bahan bakar.
- Gunakan BBM yang Sesuai: Pilih jenis bahan bakar yang sesuai dengan spesifikasi kendaraan untuk efisiensi maksimal.
- Kurangi Beban Kendaraan: Hindari membawa barang berlebih yang dapat meningkatkan konsumsi bahan bakar.
- Manfaatkan Transportasi Publik: Kurangi penggunaan kendaraan pribadi untuk perjalanan yang tidak mendesak.
- Konsolidasi Perjalanan: Rencanakan rute perjalanan agar lebih efisien dan hemat waktu.
Dengan langkah-langkah ini, masyarakat diharapkan dapat mengurangi dampak finansial akibat kenaikan harga BBM non subsidi.
Penyesuaian harga BBM non subsidi oleh Pertamina pada awal tahun 2025 ini merupakan bagian dari kebijakan yang mengacu pada regulasi pemerintah dan kondisi pasar minyak global. Meskipun memberikan tantangan bagi sebagian masyarakat, kebijakan ini diharapkan dapat mendukung keberlanjutan penyediaan bahan bakar berkualitas di Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tetap bijak dalam mengelola konsumsi energi di tengah perubahan ini.