Aliefmedia, Jakarta – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menegaskan pentingnya membangun budaya baca sebagai langkah strategis dalam meningkatkan literasi dan membangun peradaban bangsa yang lebih maju. Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang mengangkat tema “Sinergi Membangun Budaya Baca dan Kecakapan Literasi untuk Negeri” di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta, pada Rabu.
Gambar Istimewa: wartajakarta.com
Menurut Abdul Mu’ti, budaya baca adalah fondasi penting bagi kemajuan bangsa. Ia menjelaskan bahwa rendahnya kemampuan literasi dan numerasi di Indonesia, yang tercermin dari skor Programme for International Student Assessment (PISA), menjadi alasan utama mengapa tema ini menjadi sangat relevan. “Banyak data yang menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap budaya membaca di Indonesia. Hal ini terkait erat dengan kemampuan literasi dan numerasi masyarakat kita,” ungkapnya.
Budaya Membaca sebagai Landasan Peradaban
Dalam kesempatan tersebut, Abdul Mu’ti menyoroti bahwa membaca adalah fondasi peradaban, baik dari perspektif agama maupun konstitusi Indonesia. Sebagai seorang Muslim, ia mengingatkan bahwa wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya aktivitas tersebut.
Selain itu, ia menambahkan bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan salah satu tujuan negara, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. “Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang memiliki kebiasaan membaca serta budaya literasi yang kuat,” ucap Abdul Mu’ti.
Namun, ia menekankan bahwa literasi bukan hanya soal kemampuan membaca aksara, melainkan juga kemampuan memahami isi bacaan, menganalisis, dan menelaah berbagai informasi. Oleh karena itu, literasi harus dipandang sebagai proses yang lebih dalam dan terbuka untuk membangun kemampuan berpikir kritis masyarakat.
Pentingnya Ketersediaan Bahan Bacaan Bermutu
Abdul Mu’ti menilai bahwa budaya membaca tidak dapat berkembang tanpa ketersediaan bahan bacaan yang memadai. Ia menyebut bahwa ketersediaan bahan bacaan berkualitas atau availability of reading materials adalah elemen kunci.
“Tradisi membaca harus diiringi dengan tradisi menulis. Keduanya adalah dua sisi dari mata uang yang tidak terpisahkan,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa bahan bacaan bermutu menjadi faktor penting untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Dengan bacaan yang menarik dan berkualitas, budaya membaca dapat lebih mudah berkembang.
Abdul Mu’ti menggarisbawahi perlunya sinergi dari seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, hingga komunitas literasi, untuk menyediakan bahan bacaan yang bermutu. “Gerakan literasi ini membutuhkan dukungan kolektif agar budaya membaca dapat menjadi kebiasaan nasional,” ujarnya.
Sinergi Antara Pemangku Kepentingan
Meski angka melek huruf di Indonesia sudah hampir mencapai 100 persen, Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa kemampuan memahami teks masih perlu ditingkatkan. Ia menekankan pentingnya kemitraan strategis antara Perpusnas, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, serta pegiat literasi untuk memperkuat kemampuan literasi masyarakat.
“Pelatihan dan peningkatan kemampuan membaca harus menjadi prioritas. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya sekadar membaca teks, tetapi juga mampu memahami dan menyerap maknanya dengan baik,” paparnya.
Rakornas Bidang Perpustakaan ini sendiri merupakan langkah konkret untuk mengonsolidasikan dan mengoordinasikan peran berbagai pemangku kepentingan di bidang perpustakaan. Abdul Mu’ti berharap kegiatan ini dapat mendukung perencanaan literasi yang melibatkan seluruh elemen masyarakat secara partisipatif.
Membangun budaya baca bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi memerlukan sinergi dari seluruh elemen masyarakat. Dengan ketersediaan bahan bacaan bermutu, tradisi membaca yang baik, dan pelatihan yang memadai, kemampuan literasi masyarakat Indonesia akan terus meningkat. Langkah ini diharapkan mampu menciptakan peradaban bangsa yang lebih maju, cerdas, dan kritis di masa depan. Abdul Mu’ti percaya bahwa literasi adalah kunci penting untuk mencapai tujuan tersebut.