Konsumsi Dalam Negeri CPO Naik 2,14% Berkat Permintaan Biodiesel

Aliefmedia, Jakarta – Konsumsi minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di dalam negeri menunjukkan peningkatan yang signifikan hingga November 2024. Berdasarkan laporan dari

Redaksi

Aliefmedia, Jakarta – Konsumsi minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di dalam negeri menunjukkan peningkatan yang signifikan hingga November 2024. Berdasarkan laporan dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), total konsumsi CPO mencapai 21,67 juta ton, naik sebesar 2,14% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu sebesar 21,21 juta ton.

Gambar Istimewa: bisnis.com

Kenaikan ini terutama didorong oleh lonjakan permintaan untuk bahan bakar biodiesel. Konsumsi CPO untuk biodiesel meningkat tajam menjadi 10,40 juta ton, atau naik 7,71% secara tahunan. Namun, konsumsi untuk sektor lain seperti pangan dan oleokimia justru mengalami penurunan. Penggunaan CPO untuk pangan tercatat sebesar 9,24 juta ton, turun 2,76% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara konsumsi oleokimia menyusut 2,36% menjadi 2,02 juta ton.

Produksi CPO Menurun 3,87%

Meskipun konsumsi biodiesel meningkat, produksi CPO dalam negeri mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan. Pada November 2024, produksi turun 2,03% menjadi 4,33 juta ton dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 4,42 juta ton. Secara kumulatif, produksi sejak awal tahun tercatat turun 3,87%, dengan total produksi mencapai 44,28 juta ton.

Penurunan produksi ini turut memengaruhi ekspor CPO dan produk olahannya. Direktur Eksekutif Gapki, Mukti Sardjono, dalam siaran persnya pada Jumat (24/1/2025) menyatakan bahwa total ekspor pada November 2024 turun sebesar 8,69% menjadi 2,63 juta ton dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,88 juta ton.

Penurunan Ekspor ke Beberapa Negara Tujuan

Produk olahan minyak sawit mencatatkan penurunan ekspor terbesar, dari 2,07 juta ton pada Oktober menjadi hanya 1,87 juta ton pada November. Ekspor CPO juga turun sebesar 112 ribu ton, menjadikan totalnya hanya 233 ribu ton pada November. Hal ini berdampak pada nilai ekspor yang turut mengalami penyusutan, dari US$2,94 juta pada Oktober menjadi US$2,90 juta pada November.

Berdasarkan negara tujuan, penurunan ekspor terbesar terjadi di India, di mana volume ekspor turun 310 ribu ton menjadi hanya 420 ribu ton. Penurunan lainnya tercatat di Belanda yang turun 72 ribu ton menjadi 59 ribu ton.

Namun, terdapat peningkatan ekspor ke beberapa negara lain. Ekspor ke Pakistan naik signifikan sebesar 132 ribu ton menjadi 370 ribu ton, sedangkan ekspor ke China naik 70 ribu ton menjadi 510 ribu ton.

Stok Akhir November Mengalami Kenaikan

Dengan produksi yang turun 2,03%, konsumsi dalam negeri yang menyusut 2,54%, serta ekspor yang melemah 8,69%, stok CPO di akhir November 2024 mengalami sedikit peningkatan. Stok tercatat naik menjadi 2,58 juta ton, dibandingkan dengan 2,50 juta ton pada akhir Oktober.

Kenaikan stok ini memberikan ruang bagi pelaku industri untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan di pasar global. Namun, tantangan tetap ada, terutama terkait dengan upaya menjaga keseimbangan antara produksi, konsumsi, dan ekspor di tengah dinamika pasar internasional yang terus berubah.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

Related Post

Ads - Before Footer