Aliefmedia, Jakarta – Nilai tukar rupiah menunjukkan penguatan signifikan pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (4/2/2025). Penguatan ini terjadi setelah adanya keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) untuk menunda kebijakan tarif perdagangan terhadap Kanada dan Meksiko. Penundaan ini memberikan dampak positif pada sentimen pasar global yang berimbas langsung pada mata uang regional, termasuk rupiah.
Menurut Ibrahim Assuaibi, seorang pengamat mata uang, langkah penundaan tarif tersebut menjadi salah satu faktor utama yang mendorong penguatan nilai tukar rupiah. “Namun, kenaikan mata uang regional masih terbatas, mengingat tarif 10 persen yang diberlakukan Presiden Donald Trump terhadap Tiongkok tetap akan mulai berlaku pada hari ini,” ungkap Ibrahim, sebagaimana dikutip dari Antara.
Kesepakatan Kanada dan Meksiko
Keputusan untuk menunda tarif sebesar 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko dilakukan setelah Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, dan Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, mencapai kesepakatan dengan pemerintah AS. Keduanya sepakat untuk memperkuat upaya penegakan hukum di wilayah perbatasan mereka. Langkah ini dilakukan sebagai respons atas desakan Trump untuk menindak tegas masalah imigrasi ilegal dan penyelundupan narkoba.
Penundaan selama 30 hari ini memberikan ruang bagi pasar internasional untuk menstabilkan sentimen risiko. “Dengan adanya penundaan ini, nilai tukar dolar AS mengalami pelemahan, sehingga memberikan peluang bagi penguatan mata uang lain, termasuk rupiah,” ujar Ibrahim.
Dialog AS-Tiongkok dan Implementasi Bea Masuk
Sementara itu, perhatian pasar masih tertuju pada kebijakan perdagangan antara AS dan Tiongkok. Trump dikabarkan akan mengadakan dialog dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, terkait kebijakan tarif baru. Meski demikian, tarif sebesar 10 persen untuk seluruh barang impor dari Tiongkok tetap diberlakukan mulai hari ini. Kebijakan ini diprediksi akan menambah ketegangan perdagangan antara kedua negara ekonomi terbesar di dunia.
Namun, di tengah ketidakpastian global ini, Indonesia justru mencatatkan perkembangan positif di sektor manufaktur. Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Januari 2025 tercatat berada di level 51,9, naik dari 51,2 pada Desember 2024. Kenaikan ini menunjukkan ekspansi yang solid di sektor manufaktur, didorong oleh peningkatan permintaan baru dari pasar domestik dan internasional.
“Kenaikan PMI manufaktur menjadi sinyal positif untuk mengawali tahun 2025. Ini mencerminkan aktivitas konsumsi dan dunia usaha yang terus tumbuh secara konsisten sejak akhir tahun lalu,” jelas Ibrahim.
Rupiah Menguat di Tengah Optimisme Ekonomi
Di pasar valuta asing, rupiah berhasil menguat hingga 97 poin atau 0,59 persen, menutup perdagangan di level Rp16.351 per dolar AS. Sebelumnya, rupiah berada di posisi Rp16.448 per dolar AS. Selain itu, Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dirilis oleh Bank Indonesia juga menunjukkan penguatan rupiah ke level Rp16.365 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.453 per dolar AS.
Penguatan ini tidak hanya didukung oleh sentimen positif dari penundaan kebijakan tarif perdagangan AS, tetapi juga oleh performa ekonomi domestik yang mulai menunjukkan perbaikan. Kinerja sektor manufaktur yang solid dan stabilitas ekonomi dalam negeri memberikan optimisme bagi pelaku pasar dan investor.
Penundaan tarif perdagangan AS terhadap Kanada dan Meksiko menjadi angin segar bagi pasar global, termasuk Indonesia. Sentimen positif ini mendorong penguatan rupiah, yang didukung oleh data ekonomi domestik yang solid, seperti kenaikan PMI manufaktur. Namun, ketidakpastian tetap ada, terutama terkait hubungan perdagangan antara AS dan Tiongkok. Meski demikian, Indonesia berada di jalur yang optimis untuk memulai tahun 2025 dengan stabilitas ekonomi yang kuat dan prospek yang menjanjikan.
Dengan kinerja positif ini, rupiah diharapkan dapat terus menguat, memberikan kepercayaan lebih kepada investor untuk tetap berpartisipasi dalam pasar domestik. Optimisme ini menjadi modal penting bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global ke depan.