Aliefmedia, RIYADH – AC Milan berhasil melangkah ke final Supercoppa Italiana usai mengalahkan Juventus dengan skor tipis 2-1 dalam laga yang berlangsung di Riyadh. Namun, pelatih AC Milan, Sergio Conceicao, mengungkapkan kekesalannya terhadap performa anak asuhnya di babak pertama yang dinilai kurang bertenaga.
Kenan Yildiz membuka keunggulan untuk Juventus pada menit ke-21. Gol tersebut terjadi setelah Yildiz dengan cermat memanfaatkan celah di lini pertahanan Milan. Hingga akhir babak pertama, Rossoneri tampak kesulitan menciptakan peluang berbahaya. Namun, segalanya berubah drastis di babak kedua.
Gambar Istimewa : tempo.co
Christian Pulisic menjadi sosok kunci kebangkitan AC Milan. Pemain asal Amerika Serikat itu dijatuhkan oleh Manuel Locatelli di kotak penalti pada menit ke-71. Pulisic sukses mengeksekusi penalti dengan tenang, menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Hanya berselang lima menit, sebuah momen tak terduga terjadi. Umpan silang dari Yunus Musah justru membentur Federico Gatti, bek Juventus, dan bola masuk ke gawang sendiri. Gol bunuh diri tersebut memastikan kemenangan AC Milan.
Pelatih Sergio Conceicao tak segan mengungkapkan rasa frustrasinya atas performa timnya di babak pertama. Dalam wawancaranya dengan Sport Mediaset, ia menyatakan, “Sepak bola adalah gairah dan kegembiraan. Babak kedua adalah momen luar biasa bagi kami, tetapi saya sangat kecewa dengan cara kami bermain di babak pertama.”
Conceicao menyebut timnya terlalu ragu dan lamban dalam mengatur permainan. “Saya melihat Milan bermain seperti beberapa minggu terakhir, dengan banyak keraguan di lini belakang, terlalu lelah mengalirkan bola, dan salah mengatur waktu untuk menekan lawan,” ujarnya.
Saat jeda, Conceicao mengambil langkah tegas. “Kami mengubah beberapa hal, saling menatap mata, dan saya menegaskan bahwa para pemain harus sadar apa yang perlu mereka lakukan untuk memenangkan pertandingan,” tegasnya. Sang pelatih mengakui bahwa perubahan taktik dan mentalitas di ruang ganti menjadi kunci kebangkitan Milan di babak kedua.
Ia juga menambahkan bahwa jika timnya kalah dengan skor telak di babak kedua, itu sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya. “Para pemain benar-benar menunjukkan keberanian, dan itu membuat perbedaan besar dibandingkan babak pertama,” tambahnya.
Meski puas dengan hasil akhir, Conceicao mengingatkan bahwa perjalanan belum selesai. “Saya senang dengan kemenangan ini, tetapi kami belum meraih apa pun. Sekarang, kami harus fokus mempersiapkan diri menghadapi Inter di final,” katanya penuh semangat.
Laga melawan Inter diprediksi akan menjadi ujian besar bagi AC Milan. Dengan performa yang tidak konsisten di babak pertama melawan Juventus, Conceicao tentunya akan bekerja keras memastikan timnya tampil lebih solid sepanjang pertandingan. Supercoppa Italiana menjadi peluang emas bagi Milan untuk menambah trofi di lemari mereka sekaligus menegaskan dominasi mereka di sepak bola Italia.
Sementara itu, kekalahan ini menjadi tamparan keras bagi Juventus. Meskipun tampil baik di babak pertama, tim asuhan Massimiliano Allegri harus mencari cara untuk memperbaiki performa mereka di laga-laga penting berikutnya. Dengan Supercoppa Italiana yang kini lepas dari genggaman, fokus Juventus akan kembali tertuju pada Serie A dan kompetisi lainnya.
Dengan atmosfer penuh drama dan emosi di Riyadh, laga ini menjadi bukti nyata bahwa sepak bola tidak hanya soal strategi, tetapi juga tentang bagaimana sebuah tim mampu bangkit dari tekanan. Pertarungan sengit ini akan terus dikenang oleh para pendukung Rossoneri dan menjadi pelajaran berharga bagi Juventus. Kini, semua mata tertuju pada final antara AC Milan dan Inter, dua rival klasik yang siap menghadirkan pertandingan penuh gengsi dan intensitas.