Cetak Laba Rp54,8 Triliun, Saham BBCA Direkomendasikan untuk Dibeli

Aliefmedia, Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan pencapaian luar biasa di tahun 2024 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp54,8 triliun, naik 13%

Redaksi

Aliefmedia, Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan pencapaian luar biasa di tahun 2024 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp54,8 triliun, naik 13% dibandingkan tahun sebelumnya. Pencapaian ini menarik perhatian banyak analis dan lembaga sekuritas, termasuk Verdhana Sekuritas Indonesia, yang memperbarui rekomendasi mereka menjadi “Buy” untuk saham BBCA dengan target harga Rp13.200 per saham.

Gambar Istimewa : thumb.viva.id

 

Kinerja Keuangan yang Impresif

Dalam laporan terbaru, Verdhana Sekuritas menggarisbawahi pencapaian laba bersih BBCA yang melampaui ekspektasi, mencapai 105% dari proyeksi FY24F. Faktor utama di balik kesuksesan ini adalah peningkatan Net Interest Margin (NIM) sebesar 20 basis poin menjadi 6%. Menurut analis Verdhana Sekuritas, Erwin Wijaya, NIM yang kuat ini didorong oleh stabilitas hasil aset, kekuatan franchise transaksi, serta kualitas aset yang semakin membaik.

“BBCA mampu menjaga biaya pendanaan tetap stabil di angka 1,1% sepanjang 2024. Dengan proyeksi NIM tetap tinggi di level 6%, kami optimis bahwa BBCA akan terus mempertahankan tren pertumbuhan laba dalam jangka pendek hingga menengah,” jelas Erwin.

Tak hanya itu, BBCA juga mencatat pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income/NII) sebesar 10% YoY menjadi Rp82,5 triliun. Pendapatan selain bunga turut naik 10,2% YoY menjadi Rp25,2 triliun, sehingga total pendapatan operasional mencapai Rp107,4 triliun, atau tumbuh 9,7% dibandingkan tahun lalu.

Fokus pada Pertumbuhan Kredit dan Simpanan

Bank BCA berhasil mencatatkan pertumbuhan total kredit sebesar 14% YoY menjadi Rp922,9 triliun. Rasio Loan at Risk (LAR) juga menunjukkan perbaikan signifikan, turun dari 6,9% pada 2023 menjadi 5,3% pada 2024. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) terus menunjukkan pertumbuhan yang stabil, dengan rasio dana giro dan tabungan (Current Account Savings Account/CASA) mencapai 82% dari total DPK. CASA meningkat 4,4% menjadi Rp923,97 triliun.

Ekosistem transaksi perbankan BBCA, baik melalui kanal online maupun offline, terus berkembang pesat. Total frekuensi transaksi mencatat rekor tertinggi dengan kenaikan 21% YoY, mencapai Rp36 miliar. Hal ini menegaskan posisi BBCA sebagai pemimpin di sektor perbankan digital.

Rekomendasi dari Berbagai Lembaga Sekuritas

Verdhana Sekuritas bukan satu-satunya yang memberikan pandangan optimistis terhadap saham BBCA. Berikut adalah beberapa rekomendasi lain:

  • BRI Danareksa Sekuritas: Rekomendasi “Buy” dengan target harga Rp11.900 per saham.
  • Goldman Sachs: Rekomendasi “Buy” dengan target harga Rp12.000 per saham.
  • CGS International: Rekomendasi “Add” dengan target harga Rp12.525 per saham.
  • Trimegah Sekuritas: Rekomendasi “Buy” dengan target harga Rp13.100 per saham.

Menurut konsensus Bloomberg, sebanyak 31 analis merekomendasikan “Buy” untuk saham BBCA, sementara lima analis menyarankan “Hold” dan dua analis merekomendasikan “Sell”. Konsensus ini menghasilkan target harga rata-rata Rp11.899 per saham untuk 12 bulan ke depan, yang berarti potensi kenaikan hingga 25% dari harga saham saat ini di level Rp9.400 per saham (per 24 Januari 2025).

Kinerja keuangan yang solid dan prospek pertumbuhan yang menjanjikan membuat saham BBCA tetap menjadi pilihan utama di sektor perbankan. Dengan target harga optimistis dari berbagai analis, investor dapat mempertimbangkan saham BBCA sebagai salah satu investasi unggulan di tahun 2025. Keunggulan dalam pengelolaan aset, stabilitas biaya pendanaan, dan penguatan ekosistem digital semakin memperkokoh posisi BBCA di pasar.

Jika tren positif ini berlanjut, bukan tidak mungkin BBCA akan terus memberikan hasil yang menguntungkan bagi para pemegang sahamnya.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

Related Post

Ads - Before Footer