Aliefmedia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan dukungan penuh terhadap program unggulan Presiden Prabowo Subianto, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini diharapkan dapat menjadi solusi atas masalah gizi yang masih banyak dihadapi anak-anak Indonesia.
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memastikan kelancaran pelaksanaan MBG. “Untuk MBG, sejak awal BPOM mendukung secara maksimal. Kami juga sudah melakukan MoU dengan BGN,” ujar Ikrar dalam pernyataan resminya di Gedung Merah Putih, Selasa (4/2/2025).
Kesepakatan ini telah resmi ditandatangani pekan lalu, yang menandai keterlibatan langsung BPOM dalam pengawasan dan pendampingan program MBG. “Jadi, sudah ada kesepakatan. Kami tinggal menunggu instruksi Presiden. Namun, tanpa itu pun kami tetap turun langsung, karena ini adalah program yang sangat penting bagi negara kita,” tambahnya.
Program yang Menjangkau Puluhan Juta Anak
Program Makan Bergizi Gratis dirancang untuk memberikan manfaat kepada 82 juta anak di seluruh Indonesia dengan dukungan dari 30 ribu dapur yang tersebar di berbagai wilayah. Namun, program sebesar ini tentu memerlukan pengawasan ketat agar berjalan sesuai rencana. Untuk itu, BPOM berkomitmen memberikan pendampingan langsung guna mencegah potensi masalah, seperti insiden keracunan atau masalah keamanan pangan lainnya.
“Baik dari aspek kejadian luar biasa seperti keracunan dan sebagainya. Oleh karena itu, BPOM bertekad untuk mendampingi, mendukung, dan membackup program utama ini,” kata Ikrar.
Tak hanya itu, BPOM juga menyoroti pentingnya penanganan masalah gizi pada anak-anak. Berdasarkan data yang diungkapkan oleh Taruna Ikrar, 60 persen dari 82 juta anak Indonesia mengalami defisiensi mikronutrisi, sementara 20 persen lainnya menghadapi masalah kelebihan berat badan. Kondisi ini menunjukkan bahwa 80 persen anak Indonesia mengalami gangguan nutrisi, baik kekurangan maupun kelebihan.
“Jika 60 persen mengalami defisiensi, berarti jumlahnya hampir 50–60 juta. Besar sekali, bukan? Kemudian, ada 20 persen yang mengalami kelebihan berat badan,” jelasnya.
Dampak Jangka Panjang bagi Bangsa
Program MBG tidak hanya bertujuan untuk menangani masalah gizi saat ini, tetapi juga untuk mempersiapkan generasi masa depan yang lebih sehat dan produktif. Menurut Ikrar, kondisi gizi yang buruk dapat berdampak serius pada kemampuan anak menghasilkan karya berkualitas di masa depan, yang pada akhirnya menjadi beban bagi negara.
“Oleh karena itu, sebelum hal itu terjadi, kita harus mendukung program MBG secara maksimal. Ini adalah langkah penting untuk memastikan generasi penerus kita siap menghadapi tantangan global,” tegasnya.
BPOM menyadari bahwa keberhasilan MBG tidak hanya bergantung pada penyediaan makanan bergizi, tetapi juga pada kontrol kualitas dan keamanan pangan yang ketat. Hal ini menjadi fokus utama BPOM dalam mendukung program tersebut.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan langkah strategis yang sangat penting untuk membangun fondasi generasi muda Indonesia yang lebih sehat dan berkualitas. Dengan melibatkan BPOM dalam pengawasan dan pendampingan, program ini diharapkan mampu mengatasi masalah gizi kronis yang selama ini melanda anak-anak Indonesia. Komitmen BPOM untuk mendukung program ini hingga ke akar permasalahan menjadi bukti nyata bahwa pemerintah serius dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi bangsa.
Dengan kolaborasi yang solid antara BPOM, Badan Gizi Nasional, dan berbagai pihak terkait, implementasi MBG diharapkan berjalan lancar dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat luas.