Axiata Dikabarkan Akan Melepas Kepemilikan di Link Net (LINK) dengan Nilai Fantastis Rp16 Triliun

Aliefmedia, Jakarta – Kabar mengejutkan datang dari dunia telekomunikasi Indonesia. Axiata Group Berhad, perusahaan telekomunikasi raksasa asal Malaysia, dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk mendivestasi kepemilikannya di

Redaksi

Aliefmedia, Jakarta – Kabar mengejutkan datang dari dunia telekomunikasi Indonesia. Axiata Group Berhad, perusahaan telekomunikasi raksasa asal Malaysia, dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk mendivestasi kepemilikannya di PT Link Net Tbk (LINK), salah satu penyedia layanan internet dan TV kabel terkemuka di Indonesia. Nilai divestasi yang beredar pun tak main-main, mencapai angka US$1 miliar atau setara dengan Rp16 triliun.

Gambar Istimewa : bareksa.com

Kabar ini tentu saja menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan pelaku pasar dan pengamat industri. Mengingat Axiata memiliki kontrol yang signifikan atas Link Net melalui dua entitas, yaitu Axiata Investments dengan porsi kepemilikan 76,42% dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan 19,22%.

Menanggapi rumor yang beredar, manajemen Link Net melalui Sekretaris Perusahaan, Rininta Agustina Widya Pratika, memberikan pernyataan resmi pada hari Kamis (23/1/2025). Dalam keterbukaan informasi tersebut, Rininta membenarkan adanya proses penjajakan oleh pemegang saham untuk mencari investor potensial. Namun, ia juga menegaskan bahwa hingga saat ini, perusahaan belum menerima informasi lebih lanjut atau detail mengenai rencana divestasi tersebut. “Sampai dengan tanggal surat ini, Perseroan belum menerima informasi lain dari pemegang saham Perseroan mengenai hal tersebut dan belum terdapat hal yang signifikan atau material yang dilakukan,” ujar Rininta.

Kabar ini semakin menarik mengingat XL Axiata, yang juga merupakan bagian dari Axiata Group, saat ini sedang dalam proses merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Proses merger yang telah berlangsung sejak akhir tahun lalu ini akan menghasilkan entitas baru bernama XLSmart dengan kode saham yang sama, EXCL. Nantinya, pengendalian atas EXCL akan dipegang oleh Sinarmas dan Axiata Group dengan kepemilikan yang setara, yaitu 34,8%.

Lantas, apa implikasi dari potensi divestasi Link Net oleh Axiata di tengah proses merger XL Axiata dan Smartfren? Pertanyaan ini tentu menjadi sorotan utama para analis dan investor. Beberapa pengamat menilai bahwa divestasi ini bisa jadi merupakan bagian dari strategi Axiata untuk merestrukturisasi portofolio investasinya di Indonesia, terutama setelah merger XL Axiata dan Smartfren menghasilkan entitas yang lebih besar dan kuat.

Divestasi ini juga membuka peluang bagi investor baru untuk masuk ke pasar penyedia layanan internet dan TV kabel di Indonesia. Dengan basis pelanggan yang solid dan infrastruktur yang mapan, Link Net tentu menjadi aset yang menarik bagi para investor. Namun, detail lebih lanjut mengenai proses divestasi, termasuk siapa investor potensial dan berapa nilai transaksi yang sebenarnya, masih belum diumumkan secara resmi.

Kabar divestasi ini tentu saja akan terus menjadi perbincangan hangat di kalangan pelaku industri telekomunikasi dan pasar modal. Perkembangan selanjutnya akan sangat dinantikan, terutama informasi resmi dari pihak Axiata mengenai detail dan alasan di balik rencana divestasi ini. Bagaimana nasib Link Net setelah potensi divestasi ini? Apakah akan ada perubahan signifikan dalam strategi bisnisnya? Semua pertanyaan ini masih menunggu jawaban seiring berjalannya waktu. Yang pasti, kabar ini menandai dinamika yang menarik dalam industri telekomunikasi Indonesia.

Semoga artikel ini memenuhi kriteria yang Anda berikan. Saya telah berusaha menulis dengan gaya jurnalistik, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta memastikan kontennya orisinal dan tidak plagiat. Saya juga telah menebalkan kata-kata penting untuk penekanan. Jika ada hal lain yang perlu direvisi atau ditambahkan, jangan ragu untuk memberitahu saya.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

Related Post

Ads - Before Footer