Aliefmedia, Jakarta — Anggota Komisi IX DPR RI, Zainul Munasichin, mengeluarkan peringatan tegas kepada pemerintah terkait potensi pungutan liar (pungli) dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program yang menjadi salah satu kebijakan unggulan Presiden Prabowo Subianto ini dijadwalkan mulai berjalan besok. Zainul meminta langkah antisipasi segera dilakukan untuk menjaga integritas dan efektivitas program.
Gambar Istimewa : kompas.com
“Terkait dengan praktik oknum-oknum di lapangan yang mengatasnamakan program MBG, kami sudah menerima laporan adanya korban, seperti dari pihak perusahaan katering. Ada indikasi pungli dan modus lainnya. Kami meminta pemerintah untuk menertibkan dan mengantisipasi masalah ini agar tidak meluas,” ujar Zainul saat ditemui pada Minggu (5/1/2025).
Zainul menegaskan bahwa program ini harus terlaksana dengan baik karena merupakan harapan besar masyarakat. Ia juga menyoroti pentingnya menjaga reputasi program agar tidak tercoreng oleh pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan pribadi secara ilegal.
“Kenapa hal ini harus menjadi perhatian serius? Karena MBG adalah program unggulan Presiden Prabowo yang sangat dinantikan masyarakat. Jika ada oknum yang memanfaatkan program ini untuk kepentingan pribadi, dampaknya bisa sangat buruk. Kepercayaan masyarakat bisa hilang, dan itu akan sangat disayangkan,” tambah Zainul.
Fokus Sasaran Usia Dini
Selain menyoroti masalah pungli, Zainul juga mengusulkan perubahan strategi sasaran program MBG. Menurutnya, pembatasan target penerima dapat meningkatkan kualitas gizi yang diberikan dalam setiap porsi. Saat ini, program ini mencakup peserta didik mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Kalau memang pemerintah merasa berat dengan anggaran per porsi, misalnya Rp 15 ribu, maka kita bisa mempertimbangkan opsi lain, yaitu mengurangi jumlah sasaran. Kami di Komisi IX berdiskusi bahwa fokus pada usia PAUD hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) mungkin lebih efektif. Usia ini merupakan fase pertumbuhan yang sangat krusial,” jelas Zainul.
Ia menambahkan bahwa kebutuhan gizi anak-anak pada usia SMA tidak terlalu mendesak jika dibandingkan dengan usia dini. Oleh karena itu, pengalihan fokus ke kelompok usia PAUD hingga SMP akan memberikan dampak yang lebih signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
“Kalau kita bicara tentang mengejar pertumbuhan optimal, usia SLTA (SMA) itu relatif sudah terlambat. Lebih baik kita maksimalkan alokasi anggaran untuk anak-anak yang berada dalam fase pertumbuhan awal,” imbuhnya.
Harapan untuk Keberlanjutan Program
Program MBG merupakan salah satu inisiatif besar pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan gizi. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada pengawasan yang ketat dan pengelolaan anggaran yang transparan. Zainul berharap pemerintah dapat bekerja sama dengan semua pihak terkait untuk memastikan program ini berjalan lancar.
“Program ini harus menjadi model keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kami di DPR akan terus mengawasi pelaksanaannya dan memberikan masukan untuk perbaikan ke depan. Jangan sampai harapan masyarakat berubah menjadi kekecewaan,” tutup Zainul.
Dengan langkah antisipasi yang tepat dan pengelolaan yang baik, Program Makan Bergizi Gratis memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif jangka panjang, terutama bagi generasi penerus bangsa. Pemerintah diharapkan dapat menjawab tantangan ini dengan tindakan nyata dan komitmen yang kuat.