Aliefmedia, Tottenham Hotspur kembali harus menelan pil pahit setelah kalah telak 4-1 dari Liverpool pada leg kedua semi-final Carabao Cup di Anfield, Jumat (7/2/2025). Kekalahan ini bukan sekadar angka di papan skor, tetapi menjadi cerminan dari tantangan besar yang masih dihadapi tim asuhan Ange Postecoglou. Harapan untuk mengangkat trofi kompetisi yang telah digelar sejak musim 1960-1961 itu kembali pupus di tengah jalan.
Gambar Istimewa: gilabola.com
Dalam 17 tahun terakhir, Tottenham dikenal sebagai tim dengan ambisi besar, namun hasil yang diinginkan kerap kali berakhir antiklimaks. Kekalahan ini menambah daftar panjang momen-momen pahit bagi klub asal London Utara ini. Meski demikian, Postecoglou percaya bahwa ada banyak pelajaran penting yang bisa dipetik dari pertandingan ini.
Krisis Pemain Andal di Segala Lini
Salah satu faktor utama yang disoroti dalam kekalahan ini adalah kurangnya pemain andal di seluruh lini. Cedera yang melanda sejumlah pemain inti membuat Tottenham harus mengandalkan pemain pelapis yang kualitasnya belum setara. Hal ini diakui langsung oleh Postecoglou dalam konferensi pers pasca-pertandingan.
“Saya tidak khawatir tentang siapa yang menilai saya. Tanggung jawab saya adalah memastikan pemain tampil sebaik mungkin meski dengan segala kendala yang ada. Sayangnya, kami kehilangan kesempatan besar karena tidak bermain sesuai potensi kami,” ujar pelatih asal Australia itu.
Ia juga menegaskan bahwa timnya harus mampu belajar dari situasi ini. “Kami harus mengambil pelajaran dari kekalahan ini. Kami tahu tantangan yang ada, dan kami akan bekerja keras untuk mengatasinya,” tambahnya.
Gagal Bermain Agresif dan Menyerang
Tottenham dikenal sebagai tim yang memiliki gaya permainan menyerang dan penuh tekanan. Namun, dalam pertandingan melawan Liverpool, gaya bermain khas itu justru tidak terlihat. Postecoglou mengakui bahwa timnya terlalu fokus bertahan, yang pada akhirnya membuat mereka kesulitan mengimbangi dominasi Liverpool.
“Kami datang ke pertandingan ini dengan niat bermain seperti biasanya: menyerang dan memberi tekanan pada lawan. Namun, kami gagal mewujudkan itu. Kami kehilangan kepercayaan diri saat menguasai bola, sehingga Liverpool mampu mengendalikan permainan sepenuhnya,” jelasnya.
Postecoglou juga mengkritik pendekatan timnya yang terlalu pasif. “Kami tidak bisa masuk ke pertandingan penting seperti ini hanya dengan bertahan. Itu bukan identitas kami,” tegasnya.
Kurangnya Keberanian dan Percaya Diri
Selain strategi yang tidak berjalan sesuai rencana, Postecoglou juga menyoroti mental para pemainnya. Ia merasa bahwa timnya tidak tampil dengan keberanian yang cukup untuk menghadapi tekanan besar di Anfield.
“Saya tidak kecewa hanya karena kami kalah di sini. Anfield adalah tempat yang sulit, terutama dengan performa luar biasa Liverpool saat ini. Tapi yang membuat saya kecewa adalah kami tidak bermain seperti diri kami sendiri,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa keberanian dan kepercayaan diri adalah dua elemen penting yang harus dimiliki timnya jika ingin bersaing di level tertinggi. “Jika kami kehilangan identitas kami, hampir mustahil untuk memenangkan pertandingan seperti ini,” tutupnya.
Kekalahan telak 4-1 di Anfield menjadi tamparan keras sekaligus pelajaran berharga bagi Tottenham Hotspur. Dalam perebutan trofi Carabao Cup, mereka harus menghadapi kenyataan bahwa kekuatan tim tidak hanya bergantung pada pemain inti, tetapi juga kedalaman skuad. Selain itu, mentalitas dan keberanian bermain sesuai identitas tim menjadi faktor krusial yang harus terus diasah.
Dengan perjalanan musim yang masih panjang, Tottenham memiliki peluang untuk bangkit dan memperbaiki kelemahan mereka. Kekalahan ini mungkin menyakitkan, tetapi seperti yang diungkapkan Postecoglou, “Ada pelajaran di sini, dan kami akan mengambilnya.” Semoga Spurs mampu memetik hikmah dari laga ini dan kembali tampil lebih solid di masa depan.
