Aliefmedia, Terusan Panama, salah satu jalur air buatan paling penting di dunia, telah menjadi pusat perhatian selama berabad-abad. Menghubungkan Samudra Atlantik dan Pasifik, terusan ini tidak hanya mempersingkat waktu perjalanan kapal tetapi juga menjadi simbol inovasi teknik dan perjuangan geopolitik. Baru-baru ini, pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump membuat isu seputar Terusan Panama kembali mengemuka. Trump menyatakan bahwa ia akan mengambil alih terusan tersebut jika pengaruh Tiongkok di wilayah tersebut terus membesar. Namun, sebelum membahas lebih jauh soal politik modern, mari kita telusuri sejarah panjang dan menantang di balik pembangunan Terusan Panama.
Gambar Istimewa: antaranews.com
Awal Mula Gagasan Terusan Panama di Era Penjajahan Spanyol
Ide membangun jalur air di Panama pertama kali muncul pada abad ke-16 ketika penjelajah Spanyol Vasco Núñez de Balboa menemukan bahwa hanya sebidang tanah sempit yang memisahkan Samudra Atlantik dan Pasifik. Melihat potensi besar jalur ini, Raja Spanyol sempat mempertimbangkan untuk membangun terusan. Namun, pada masa itu, teknologi belum cukup maju untuk menangani proyek ambisius yang membutuhkan pengerjaan besar-besaran seperti ini.
Baru pada abad ke-19, setelah Revolusi Industri, ide membangun Terusan Panama kembali mencuat. Inggris sempat mengusulkan jalur alternatif melalui Nikaragua, namun tidak terealisasi. Sementara itu, Prancis yang sukses membangun Terusan Suez di Mesir mulai melirik Panama sebagai lokasi strategis untuk terusan baru.
Kegagalan Prancis di Akhir Abad ke-19
Pada tahun 1881, insinyur Prancis Ferdinand de Lesseps memimpin upaya pertama untuk membangun Terusan Panama. De Lesseps, yang sebelumnya berhasil membangun Terusan Suez, berencana membuat terusan permukaan laut yang serupa. Namun, medan Panama yang bergelombang dan dipenuhi hutan lebat berbeda jauh dengan Mesir yang datar. Tantangan teknis seperti banjir, tanah longsor, serta penyakit tropis seperti malaria dan demam kuning menjadi hambatan besar.
Ribuan pekerja kehilangan nyawa, dan proyek ini akhirnya gagal pada 1889. Perusahaan Prancis yang mengelola proyek tersebut bangkrut, meninggalkan warisan kegagalan yang kelak diambil alih oleh Amerika Serikat.
Amerika Serikat dan Keberhasilan Pembangunan Terusan Panama
Pada awal abad ke-20, Amerika Serikat di bawah Presiden Theodore Roosevelt melihat peluang besar di balik pembangunan terusan ini. Namun, saat itu, Panama masih menjadi bagian dari Kolombia, yang menolak memberikan izin kepada AS. Untuk mengatasi hal ini, AS mendukung gerakan kemerdekaan Panama dari Kolombia pada 1903. Setelah Panama merdeka, kedua negara menandatangani perjanjian yang memberikan AS kendali penuh atas zona terusan.
Amerika Serikat memulai pembangunan pada 1904 dengan pendekatan baru. Insinyur John Frank Stevens dan George Washington Goethals mendesain ulang proyek menggunakan sistem kunci (locks) yang lebih cocok dengan topografi Panama. Selain itu, upaya mengendalikan penyakit tropis yang dipimpin oleh Dr. William Gorgas berhasil mengurangi jumlah kematian pekerja secara signifikan.
Setelah proses pembangunan selama satu dekade, Terusan Panama akhirnya resmi dibuka pada 15 Agustus 1914. Kapal pertama yang melintas adalah SS Ancon. Proyek ini menghabiskan biaya sekitar $375 juta, menjadikannya salah satu proyek teknik terbesar dan termahal pada masanya.
Kedaulatan Panama atas Terusan
Meski berhasil dibangun, kontrol AS atas Terusan Panama selama hampir seabad menjadi sumber ketegangan. Banyak warga Panama merasa bahwa AS bertindak seperti penjajah, terutama karena pendirian pangkalan militer di sekitar zona terusan. Pada 1964, protes besar terjadi, menuntut kedaulatan penuh Panama atas terusan.
Akhirnya, melalui Perjanjian Torrijos-Carter yang ditandatangani pada 1977, AS sepakat untuk menyerahkan kendali Terusan Panama secara bertahap. Proses ini selesai pada 31 Desember 1999, menandai awal baru dalam sejarah terusan. Kini, Terusan Panama dikelola oleh Otoritas Terusan Panama (Panama Canal Authority).
Perkembangan Terkini dan Tantangan Geopolitik
Sejak diserahkan ke Panama, terusan ini telah mengalami modernisasi. Pada 2016, proyek ekspansi besar selesai, memungkinkan kapal Neo-Panamax yang lebih besar untuk melintasi jalur tersebut. Saat ini, sekitar 14.000 kapal melewati terusan setiap tahunnya, menjadikannya salah satu jalur perdagangan paling penting di dunia.
Namun, di tengah meningkatnya persaingan global, isu geopolitik kembali mencuat. Tiongkok, yang memiliki kepentingan besar dalam perdagangan internasional, telah meningkatkan investasinya di Panama. Hal ini memicu kekhawatiran dari Amerika Serikat, termasuk Donald Trump yang menyatakan ingin memastikan terusan ini tidak jatuh ke “tangan yang salah.”
Terusan Panama adalah bukti nyata dari kemampuan manusia dalam mengatasi tantangan teknis dan alam. Jalur ini tidak hanya menghubungkan dua samudra tetapi juga menjadi simbol perjuangan geopolitik dan kedaulatan nasional. Dari kegagalan Prancis hingga keberhasilan Amerika Serikat, serta perjuangan Panama untuk mengambil alih kendali, sejarah terusan ini penuh dengan pelajaran berharga. Hingga kini, Terusan Panama tetap menjadi salah satu aset strategis paling penting di dunia—baik dari segi perdagangan maupun politik global.