Aliefmedia, Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung dan Rano Karno, menetapkan ambisi besar untuk membawa Jakarta masuk dalam 50 besar Indeks Kota Global (IKG) pada tahun 2029. Target ambisius ini diumumkan melalui paparan pakar tata kota Nirwono Joga, yang juga menjadi bagian dari Tim Transisi Pram-Rano. Menurutnya, meski Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI sebelumnya hanya menargetkan posisi ke-58, Pramono yakin Jakarta mampu melompat lebih tinggi.
Gambar Istimewa : wikimedia.org
“Dari hitungannya Bappeda kemarin, mereka masih yakin itu hanya di 58. Makanya tentu kan perlu terobosan nih, karena Mas Pram sudah bilang 50. Akselerasi apa yang harus dilakukan supaya kita bisa loncat lagi dari 58 target Bappeda ke 50, itu PR utamanya,” ujar Nirwono saat memberikan presentasi pada Selasa (21/1/2025).
Saat ini, Jakarta masih berada di posisi ke-74 dalam IKG 2024, tertinggal dari beberapa kota besar di Asia Tenggara seperti Singapura (posisi ke-7) dan Bangkok (posisi ke-45). Bahkan, Manila dan Kuala Lumpur masing-masing berada di peringkat 70 dan 72. Dengan jarak tersebut, tantangan yang dihadapi Jakarta tidaklah kecil.
Mengapa Target 50 Besar?
Nirwono menjelaskan bahwa target masuk ke peringkat 50 dianggap realistis, mengingat posisi Bangkok yang berada di peringkat 45. “Kalau kita 50, masih realistis, masih oke,” tegasnya. Namun, untuk mencapainya, Jakarta harus melakukan berbagai upaya yang signifikan, termasuk mengembangkan aktivitas bisnis bertaraf internasional.
Selain itu, kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi faktor penting dalam penilaian IKG. Menurut Nirwono, perbaikan SDM harus dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, dan peningkatan kompetensi kerja agar mampu bersaing di tingkat global.
Empat Faktor Utama Penilaian IKG
Untuk mencapai target tersebut, Nirwono menyoroti empat faktor utama yang memengaruhi peringkat IKG:
- Aktivitas Bisnis Internasional
Jakarta harus menjadi pusat bisnis global dengan menarik lebih banyak investasi asing dan meningkatkan jumlah perusahaan multinasional yang beroperasi di ibu kota. - Kualitas Sumber Daya Manusia
Peningkatan kapasitas SDM lokal untuk menghadapi persaingan global sangat diperlukan, terutama dalam sektor teknologi, pendidikan, dan inovasi. - Pertukaran Informasi dan Budaya
Faktor ini melibatkan kegiatan seni, olahraga, dan budaya bertaraf internasional. Namun, tantangan besar muncul ketika ada kendala seperti demonstrasi yang menghambat acara internasional. - Interaksi Politik
Stabilitas politik juga menjadi elemen penting. Interaksi politik yang kondusif dapat meningkatkan kepercayaan dunia internasional terhadap Jakarta.
Tantangan Pertukaran Budaya
Nirwono memberikan contoh nyata tentang kendala di bidang pertukaran budaya, seperti batalnya konser internasional akibat demonstrasi. “Jangan sampai kejadian ada konser bertaraf internasional batal gara-gara demo sekelompok pihak. Hal ini akan menurunkan angka di pengalaman budaya,” jelasnya. Ia juga menyoroti kasus pembatalan pertandingan olahraga internasional yang melibatkan tim dari Israel sebagai tantangan besar untuk menjaga reputasi Jakarta di mata dunia.
Untuk itu, Nirwono berharap adanya kolaborasi antara pemerintah, media, dan berbagai pihak terkait, termasuk ormas, agar Jakarta mampu menyelenggarakan kegiatan internasional tanpa hambatan.
Langkah Menuju Target 2029
Pramono Anung dan Rano Karno telah berkomitmen untuk mempercepat berbagai program yang dapat meningkatkan peringkat Jakarta di IKG. Terobosan dalam bidang infrastruktur, pendidikan, dan promosi budaya menjadi prioritas utama. Dengan langkah konkret dan kerja sama dari semua pihak, Jakarta diharapkan mampu mencapai target 50 besar pada tahun 2029.
Dengan tekad dan strategi yang jelas, Jakarta memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu kota terkemuka di dunia, bersanding dengan kota-kota besar lainnya di Asia Tenggara seperti Singapura dan Bangkok.