Aliefmedia, Jakarta – Ibu Kota Indonesia kembali mencatatkan namanya dalam indeks kemacetan dunia yang dirilis oleh perusahaan teknologi geolokasi, TomTom. Berdasarkan laporan TomTom Traffic Index 2024, Jakarta menduduki peringkat ke-90 sebagai kota termacet di dunia. Posisi ini menunjukkan perbaikan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, di mana Jakarta berada di peringkat ke-30 pada 2023 dan ke-29 pada 2022.
Gambar Istimewa : detik.net.id
Data Kemacetan Jakarta Tahun 2024
Laporan yang mencakup 500 kota dari 62 negara di enam benua ini mengevaluasi tingkat kemacetan berdasarkan waktu tempuh rata-rata dan durasi keterlambatan yang dialami pengendara. Menurut data tersebut, rata-rata waktu tempuh untuk setiap 10 kilometer di Jakarta adalah 25 menit 31 detik. Sementara itu, waktu yang hilang akibat kemacetan mencapai 108 jam per tahun bagi setiap pengendara.
TomTom dalam situs resminya pada Rabu (15/1/2025) menjelaskan bahwa indeks ini dirancang untuk memberikan gambaran tentang kondisi lalu lintas di berbagai kota di dunia. “Dengan melibatkan 500 kota di 62 negara di 6 benua, TomTom Traffic Index mengevaluasi kota-kota di seluruh dunia berdasarkan waktu tempuh rata-rata dan tingkat kemacetan,” tulis perusahaan tersebut.
Bandung dan Medan di Posisi Lebih Buruk
Sementara Jakarta mengalami perbaikan, kota-kota lain di Indonesia mencatatkan posisi yang lebih buruk dalam daftar ini. Bandung berada di peringkat 12, menjadikannya kota dengan tingkat kemacetan tertinggi di Indonesia. Medan menyusul di posisi 15, sementara Palembang berada di peringkat 53 dan Surabaya di peringkat 70.
Bandung, dengan ruas jalan yang sering kali padat, tercatat sebagai salah satu kota dengan kemacetan tertinggi di Asia Tenggara. Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi pemerintah setempat untuk mencari solusi yang lebih efektif dalam mengatasi permasalahan lalu lintas.
Kota Termacet di Dunia
Berikut adalah daftar 15 besar kota termacet di dunia menurut TomTom Traffic Index 2024:
- Barranquilla, Kolombia
- Kolkata, India
- Bengaluru, India
- Pune, India
- London, Inggris
- Kyoto, Jepang
- Lima, Peru
- Davao City, Filipina
- Trujillo, Peru
- Dublin, Irlandia
- Kumamoto, Jepang
- Bandung, Indonesia
- Tainan, Taiwan
- Manila, Filipina
- Medan, Indonesia
Langkah-langkah Mengatasi Kemacetan di Jakarta
Pemerintah DKI Jakarta telah mengambil berbagai langkah untuk mengurangi tingkat kemacetan. Program seperti perluasan jaringan TransJakarta, pembangunan MRT, dan penambahan jalur sepeda menjadi bagian dari strategi untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi. Selain itu, kebijakan ganjil-genap yang diterapkan di beberapa ruas jalan utama juga memberikan dampak positif.
Namun, upaya ini perlu diimbangi dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan transportasi umum. Partisipasi aktif warga Jakarta sangat dibutuhkan untuk mencapai target pengurangan kemacetan secara berkelanjutan.
Perbaikan posisi Jakarta dalam daftar kota termacet dunia menjadi sinyal positif bahwa berbagai upaya pemerintah mulai membuahkan hasil. Meski demikian, perjalanan menuju lalu lintas yang lebih lancar masih panjang. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan.
Dengan terus memperbaiki infrastruktur transportasi dan mendorong penggunaan transportasi umum, diharapkan Jakarta dapat terus memperbaiki posisinya dalam indeks ini di tahun-tahun mendatang.
