Aliefmedia, Pasuruan – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, melakukan langkah proaktif dalam menghadapi ancaman Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di wilayahnya. Dalam kunjungan ke peternakan milik H. Misbahul Munir di Desa Cobanjoyo, Pasuruan, Khofifah menegaskan pentingnya vaksinasi dan desinfeksi untuk melindungi hewan ternak dari penyakit menular ini.
Gambar Istimewa : tstatic.net
Didampingi oleh Pj. Bupati Pasuruan, Nurkholis, dan Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani, Khofifah menyampaikan pesan strategis untuk menjaga kesehatan ternak. “Kita harus memitigasi risiko dan memberikan proteksi maksimal agar PMK tidak meluas lebih jauh,” ujar Khofifah dengan tegas.
Pentingnya Proteksi Pasar Hewan
Khofifah menyoroti peran pasar hewan sebagai titik kritis penyebaran PMK. “Penyebaran PMK sebelumnya banyak berawal dari pasar hewan. Oleh karena itu, proteksi di area ini sangat diperlukan,” katanya. Sebagai langkah pencegahan, ia mengusulkan penutupan sementara pasar hewan di wilayah terdampak PMK. Selain itu, ia menegaskan agar ternak dari daerah yang terpapar PMK tidak diperbolehkan keluar kota.
Data dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur mencatat sebanyak 6.800 kasus PMK dengan 250 kematian ternak hingga saat ini. Meskipun beberapa daerah seperti Jember dan Tuban pernah mengalami lonjakan kasus, situasi kini menunjukkan penurunan berkat upaya bersama berbagai pihak.
Vaksinasi Jadi Solusi Utama
Peternakan H. Misbahul Munir menjadi contoh sukses dalam penanganan PMK, dengan 350 ekor sapi dan kambing yang tetap sehat melalui program vaksinasi yang intensif. Khofifah memberikan apresiasi atas sistem pengelolaan yang baik di peternakan tersebut, termasuk penggunaan sistem gembala dengan rumput berkualitas dan kandang yang terjaga kebersihannya.
“Keberhasilan ini menunjukkan bahwa vaksinasi dan pencegahan dini sangat efektif. Peternak harus lebih berhati-hati, terutama saat membeli ternak dari luar daerah,” imbuhnya.
Persiapan Jelang Hari Besar Keagamaan
Menjelang Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha, kebutuhan akan ternak biasanya meningkat. Namun, Khofifah mengingatkan bahaya membeli ternak yang berasal dari wilayah terdampak PMK. “Kita harus memastikan bahwa ternak yang masuk ke pasar adalah ternak yang benar-benar sehat,” tegasnya. Hal ini diharapkan dapat mencegah penyebaran penyakit ke daerah lain, terutama saat mobilitas ternak meningkat selama momen-momen besar ini.
Pj. Bupati Pasuruan, Nurkholis, menyatakan bahwa pasar hewan di wilayah Pasuruan masih beroperasi dengan protokol ketat. “Setiap ternak yang dijual harus dalam kondisi sehat. Jika ditemukan ternak dengan gejala PMK, kami akan segera mengambil tindakan,” ujarnya.
Upaya Bersama untuk Cegah Wabah
Khofifah menegaskan bahwa penanganan PMK memerlukan kolaborasi antara pemerintah daerah, peternak, dan masyarakat. “Kesehatan ternak adalah kunci keberhasilan peternakan. Jika kita semua bersatu, wabah ini bisa dikendalikan,” katanya mengakhiri kunjungannya.
Dengan langkah-langkah strategis seperti vaksinasi, pengawasan lalu lintas hewan, dan proteksi pasar hewan, Jawa Timur berharap dapat segera menekan penyebaran PMK. Keberhasilan ini diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain dalam menghadapi tantangan serupa.