Aliefmedia, Kontrasepsi merupakan metode yang digunakan untuk mencegah kehamilan, tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari obat hingga alat yang dipasangkan di tubuh. Setiap jenis memiliki tingkat efektivitas yang berbeda dalam mencegah kehamilan, dan beberapa di antaranya juga dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
Gambar Istimewa : cloudinary.com
Berikut adalah enam jenis obat pencegah kehamilan dan alat kontrasepsi yang efektif untuk membantu Anda memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.
1. Levonorgestrel
Levonorgestrel adalah pil KB darurat yang umum digunakan setelah terjadi hubungan seksual tanpa perlindungan atau kegagalan metode kontrasepsi lain. Namun, karena sifatnya darurat, obat ini tidak boleh digunakan sebagai kontrasepsi harian.
Cara penggunaannya cukup mudah: minumlah satu pil dengan atau tanpa makanan secepatnya setelah berhubungan seks tanpa perlindungan, idealnya dalam waktu 72 jam (3 hari). Namun, Levonorgestrel tidak dapat membatalkan kehamilan yang sudah terjadi dan tidak melindungi dari penyakit menular seksual (PMS).
2. Ulipristal Acetate (Ella)
Berbeda dengan Levonorgestrel, Ulipristal acetate membutuhkan resep dokter. Obat ini adalah antagonis progesteron sintetik yang bekerja dengan menekan produksi hormon progesteron, sehingga dapat menunda ovulasi bahkan sesaat sebelum proses ovulasi dimulai.
Ulipristal acetate paling efektif jika diminum dalam waktu 120 jam (5 hari) setelah berhubungan seks tanpa pelindung. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat ini.
3. IUD (Intrauterine Device)
Meskipun bukan berupa obat, IUD merupakan salah satu alat kontrasepsi darurat yang sangat efektif. Alat ini dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga medis dan mampu memberikan perlindungan hingga 8-12 tahun, tergantung pada jenisnya.
IUD memiliki tingkat efektivitas hampir 99,9% jika dipasang dalam waktu 5 hari setelah hubungan seksual tanpa perlindungan. Selain itu, efektivitasnya tidak terpengaruh oleh berat badan seseorang.
4. Pil Kontrasepsi Oral Kombinasi
Pil KB kombinasi yang mengandung estrogen dan progestin juga dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat. Namun, dosisnya lebih besar dibandingkan penggunaan reguler.
Pil ini bekerja dengan menunda ovulasi dan harus diminum dalam waktu 5 hari setelah hubungan seksual tanpa kondom. Karena dosis yang dibutuhkan berbeda untuk setiap merek, konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk menentukan dosis yang tepat.
5. KB Suntik
KB suntik menggunakan injeksi medroxyprogesterone yang diberikan oleh dokter. Suntikan ini bekerja dengan menghentikan pelepasan sel telur dan mencegah pembuahan. Metode ini efektif mencegah kehamilan hingga 3 bulan setelah injeksi.
Meski KB suntik umumnya digunakan sebagai metode kontrasepsi jangka panjang, beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis ini juga dapat berfungsi sebagai kontrasepsi darurat dalam kondisi tertentu.
6. Kondom
Selain obat-obatan, kondom adalah alat kontrasepsi fisik yang sangat efektif, dengan tingkat pencegahan hingga 98% jika digunakan dengan benar. Kondom juga merupakan satu-satunya metode kontrasepsi yang melindungi dari PMS, termasuk HIV.
Gunakan kondom sebelum penetrasi vagina untuk hasil maksimal. Hindari penggunaan dua kondom secara bersamaan karena dapat meningkatkan risiko robek.
Setiap jenis kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pilihlah metode yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda, dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis untuk mendapatkan saran yang tepat. Dengan pemilihan kontrasepsi yang tepat, Anda dapat mencegah kehamilan secara efektif dan menjaga kesehatan reproduksi Anda.